Friday, September 4, 2009

Beberapa Peringatan 5 - Apabila umatku telah membuat 15 perkara



Salam..

Peringatan Hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi dari Ali (r.a.):

Apabila umatku telah membuat 15 perkara, maka bala ( jerebu, h1n1, h5n1, aids ) pasti akan turun ke atas mereka iaitu:
1 - Apabila kekayaan Negara hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu sahaja. ( kroni2, ahli politik, top level management, shareholders, )
2 - Apabila amanah dijadikan sumber memperolehi keuntungan. ( Nak kaya masuklah politik )
3 - Zakat dijadikan hutang (tidak bayar zakat/zakat diberikan sebagai pinjaman). ( Institut Baitulmal kerjasama dengan UITM, kalau tak cukup belanja, boleh buat pinjaman. )
4 - Suami taat pada isteri. ( Suami takut pada isteri pun dah banyak.. Siap kena belasah/simbah asid lagi.. )
5 - Anak mendurhakai ibunya. ( Nak kaya masuklah politik )
6 - (sedangkan ia) berbaik-baik dengan temannya.
7 - (dan) menjauhkan diri dari bapanya. ( Ibu bapa tidak lebih dari ATN tempat dapat wang belanja )
8 - Suara-sura ditinggikan di dalam masjid.
9 - Orang yang paling hina di kalangan satu kaum menjadi ketua kaum itu. ( http://www.geocities.com/surprising2008/seks.htm )
10 - Seseorang itu dimuliakan kerana kejahatannya. ( polis, sb, yang pro kepada sebelah sahaja pihak.. )
11 - Arak diminum di merata-rata tempat. ( siap buat pertandingan minum arak lagi.. )
12 - Kaum lelaki ramai yang memakai sutera (pakaian perempuan).
13 - Artis-artis disanjung tinggi dan dipuja. ( artis dapat pangkat.. termasuklah Dato' Shah Rukh Khan.. )
14 - Banyak muzik dimainkan. ( jom heboh, afx, jjl, hmi, mi, dll - dalam masiid je yang belum lagi )
15 - Generasi umat Islam pada zaman ini menyalahkan generasi yang terdahulu. ( Syiah.. Golongan Anti Hadith.. )

Maka sabda Baginda s.a.w. lagi: "Hendaklah mereka menanti ketibaan tiupan angin merah, atau gempa bumi ataupun mereka akan ditukar menjadi makhluk lain."

WAllahua3lam
Wassalam
Hizamri

=======================================================================
From: hazlan hj. mohammad <hbm2311@yahoo.com.my>

Isteri sujud kepada suami
Daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: "Jika aku hendak menyuruh seseorang supaya sujud kepada seseorang tentulah aku perintahkan isteri supaya sujud kepada suaminya." (Riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Baihaqi dan al-Wahidi) Firman Allah SWT di dalam al-Quran, surah al-Furqan ayat 74 yang bermaksud: "Dan juga mereka (yang diredai Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa dengan berkata: Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami beroleh dari isteri-isteri serta zuriat keturunan kami, perkara-perkara yang menjadi penyejuk mata (menenangkan hati), serta jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa." Orang yang benar-benar berjaya adalah mereka yang membawa orang lain untuk berjaya bersamanya. Dalam keluarga, suami adalah seperti imam dengan makmum yang merupakan orang yang paling utama untuk memimpin keluarga ke mercu kejayaan. Bahkan kejayaan hanya akan terbukti apabila dia dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik terhadap isteri dan anak-anak hingga menjadi isteri dan anak-anak yang baik dan beriman. Suami yang bertanggungjawab seperti inilah yang wajib ditaati hatta boleh sampai ke tahap disembah sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis di atas.. MALANGNYA, hari ini mungkin hanya sedikit dalam kalangan lelaki bergelar suami yang layak dikategorikan seperti di dalam hadis di atas lantaran banyak sekali pengabaian tanggungjawab yang dilakukan oleh mereka. Bahkan tidak dinafikan banyak sekali kes-kes 'kaki suami' yang hinggap di pundak isteri mahupun anak-anak tanpa sebarang perasaan belas kasihan. Selalu benar seorang suami itu cenderung kepada mencari kesalahan isterinya sedangkan hak isteri tidak dipenuhi.Isteri yang solehah dan taatkan suami hanya akan terhasil jika suami juga seorang yang soleh dan bertanggungjawab. Malah mana mungkin suami mengharapkan 'penyejuk mata' melalui isteri dan anak-anak tanpa terlebih dahulu mereka berikhtiar mendidik isteri dan anak dengan cara yang betul?Inilah punca terjadinya suami mahupun isteri berlaku curang dan sebagainya. Sesungguhnya di sinilah letaknya soal kepimpinan melalui teladan, mengajar melalui tingkah laku dan bukan dengan konsep 'ketam berjalan' yang menjadi amalan kebanyakan kita. 'Walk your talk', itulah kunci kejayaan di dalam memimpin sebuah rumah tangga yang bertakwa. Dimanakah pula posisi kita? Renung-renungkan! Dari Abu Umamah al-Bahili r.a., katanya dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bacalah al-Quran kerana dia akan datang memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, iaitu surah al-Baqarah dan Aali-Imran , kerana keduanya akan datang pada hari kiamat nanti seperti dua kumpulan awan menaungi pembacanya atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam matlamat hendak membela pembacanya. Bacalah al-Baqarah kerana dengan membacanya beroleh berkat dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan oleh tukang-tukang sihir)." (Hadis riwayat Muslim)¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
.
=======================================================================

From: hazlan hj. mohammad hbm2311@yahoo.com.my

Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai mamfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa'uhum linnas", "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai mamfaat diri ini? Istilah Emha Ainun Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram?

Apa itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalau keberadannya sangat dirindukan, sangat bermamfat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang pemalu, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. . Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya..

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh mamfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

Orang yang sunah, keberadaannya bermamfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.

Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa mamfaat, tidak juga membawa mudharat..

Adapun orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau hanya jadi benalu saja? Masyarakat merasa mendapat mamfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya mamfaat tidak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat? Kepada para mubaligh, harus bertanya, benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?


=======================================================================
From: zura 2609 zura2609@yahoo.com

ANDAI INI RAMADHAN YANG TERAKHIR

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu siangnya engkau sibuk berzikir
tentu engkau tak akan jemu melagukan syair rindu
mendayu..merayu. ..kepada- NYA Tuhan yang satu
andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu sholatmu kau kerjakan di awal waktu
sholat yang dikerjakan.. .sungguh khusyuk lagi tawadhu'
tubuh dan qalbu...bersatu memperhamba diri
menghadap Rabbul Jalil... menangisi kecurangan janji
"innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil 'alamin"
[sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku...
kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekalian alam]

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tidak akan kau sia siakan walau sesaat yang berlalu
setiap masa tak akan dibiarkan begitu saja
di setiap kesempatan juga masa yang terluang
alunan Al-Quran bakal kau dendang...bakal kau syairkan

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu malammu engkau sibukkan dengan
bertarawih.. .berqiamullail. ..bertahajjud. ..
mengadu...merintih. ..meminta belas kasih
"sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurga-MU
tapi...aku juga tidak sanggup untuk ke neraka-MU"

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu dirimu tak akan melupakan mereka yang tersayang
mari kita meriahkan Ramadhan
kita buru...kita cari...suatu malam idaman
yang lebih baik dari seribu bulan

andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
tentu engkau bakal menyediakan batin dan zahir
mempersiap diri...rohani dan jasmani
menanti-nanti jemputan Izrail
di kiri dan kanan ...lorong-lorong redha Ar-Rahman

Duhai Ilahi....
andai ini Ramadhan terakhir buat kami
jadikanlah ia Ramadhan paling berarti...paling berseri...
menerangi kegelapan hati kami
menyeru ke jalan menuju ridho serta kasih sayangMu Ya Ilahi
semoga bakal mewarnai kehidupan kami di sana nanti

Namun teman...
tak akan ada manusia yang bakal mengetahui
apakah Ramadhan ini merupakan yang terakhir kali bagi dirinya
yang mampu bagi seorang hamba itu hanyalah
berusaha...bersedia ...meminta belas-NYA



wahai tuhan ku tak layak kesyurgamu ... namun tak pula aku sanggup ke Nerakamu .... kami lah hamba yang mengharap belas darimu "ya allah jadikan lah kami hamba2 mu yang bertaqwa..ampunkan dosa2 kami kedua ibubapa kami .dosa semua umat2 islam yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia" Amin.....

andai benar ini Ramadhan terakhir buat saya
MAAFKAN SEMUA KESALAHAN YANG PERNAH SAYA LAKUKAN


=======================================================================
From :
Dari blog:hembusan amal4u
Umat Islam hari ini tidak begitu serius dalam membina maruah diri selaku seorang Islam.Pun tidak serius dalam menjaganya.Bahkan lebih dasyat daripada itu ada umat yang rasa malu untuk menonjolkan diri sebagai seorang Islam. Malu untuk menjadi seorang yang benar benar beriman, mengamalkan hukum hukum yang wajib dan sunat, dan malu untuk berakhlak sebagai seorang Islam.Mereka takut untuk dituduh kolot, ketinggalan zaman dan jumud, sekiranya mereka benar benar mengamalkan Islam.

Mereka turut membenarkan fitnah fitnah yang mengatakan, kalau ikut Islam seseorang itu akan jadi jumud dan ketinggalam zaman. Mereka tidak yakin bahawa dengan Islamlah, umat Islam akan benar benar menjadi maju dan berjaya di dunia dan akhirat.Mereka tidak faham bahawa tamadun Islam yang agung yang telah pernah menggemparkan dunia satu masa dulu adalah dibina atas dasar Iman, Islam dan Akhlak. Itulah yang di ajar olih Allah dan Rasul.Dan itulah juga yang di katakan maruah tadi.Mereka tidak sedar bahawa umat Islam pada abad ini sebenarnya merempat dan terhina di bumi sendiri.Hatta makanan yang di suap kemulut pun bukan bikinan sendiri, terpaksa menadah tangan pada hasil buatan orang kafir.Pakaian yang di gayakan sebagai ciri kemodenan itu pun di ambil dari kilang orang kafir.Demikianlah juga halnya dalam apa jua aspek hidup, umat Islam bersandar pada ciptaan dan hasil usaha orang bukan Islam. Umat Islam tidak ada identiti sendiri. Umat Islam tidak ada maruah sendiri.Mana dia kemajuan dan kemodenan yang dibanggakan itu hingga kerana itu tergamak menggadai maruah agama.

Umat Islam hari ini kerana inginkan pujian, pengaruh, pangkat, harta, wang ringgit dan kuasa telah menggadai maruah selaku umat Islam. Mereka kebelakangkan iman dan hukum hukum Allah semata mata kerana memburu apa mereka istilahkan kemajuan tadi.Mereka kira dengan cara itu mereka lebih terhormat, mulia dan terpuji.Mereka menjual sesuatu yang mahal untuk membeli dunia yang tiada nilainya.Mereka lupakan Allah dan Rasul kerana kepentingan nafsu dan syaitan. Alhasil, kemuliaan dan kebahagiaan yang di cari makin hilang. Umat Islam makin tidak dipedulikan oleh dunia, malah tiada harga.Ada macam tidak ada.Yang ada tinggal nama, sedangkan kemuliaan , keagungan, dan kegemilangan Islam dan Umat Islam telah terlucut daripada manusia manusia bernama Islam!

"Kehinaan yang menimpa umat Islam hari ini bukan sahaja disebabkan karenah musuh tetapi berpunca dari kelalaian diri sendiri. Umat Islam sudah meremeh remehkan persoalan Iman, Syariat dan Akhlak ia itu tunggak maruah dalam Islam.Jika Iman kuat, Syariat kemas dan Akhlak meningkat, nescaya umat Islam menjdai tuan di dunia sebelum menjadi tuan di Akhirat".

Salaam & Regards

Amri el Wahab

Jemput ke laman blog saya di http://hembusan-amal.blogspot.com


=======================================================================
From: ambri ambri <yung7730@yahoo.com>

Khalifah Umar bin Aziz Dengan Pelitanya

Dalam sejarah orang-orang islam ada dua orang khalifah agung yang kedua-duanya bernama Umar. Seorang bernama Umar bin Khatab dan yang seorang lagi bernama Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz adalah cicit kepada Umar bin Khatab kerana ibunya adalah cucu Umar bin Khatab. Pada suatu malam, khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang menyemak rekod-rekod wang perbendaharaan Negara di pejabatnya.

Beliau membaca rekod-rekod itu dengan menggunakan cahaya daripada sebuah pelita minyak kecil, cukup untuk kegunaan beliau seorang.

Kemudian beliau terdengar pintu diketuk dan suara orang member salam.

"siapa?" khalifah Umar bin Abdul Aziz bertanya tanpa emmbuka pintu. "saya ialah anakanda, ayahanda," beliau terdengar suara anak lelakinya.

"ada apa?" Tanya khalifah Umar bin Abdul Aziz, masih tidak membuka pintu pejabatnya. "bonda menyuruh anakanda datang sebab ada masalah," jawab anaknya.

"masalah apa?" Tanya si ayah. "bukalah pintu ini, ayahanda, biar saya masuk dulu," kata si anak.

"masalah siapa? Masalah keluarga? Masalah rakyat? Ataupun masalah Negara?" Tanya ayah. "masalah keluarga kita, ayahanda," jawab si anak.

"baiklah, tunggu sekejap, ayahanda buka pintu," kata khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Sebelum beliau bangun, beliau meniup api pelita hingga padam, lalu bilik pejabatnya menjadi gelap-gelita.

Kemudianya khalifah Umar bin Abdul Aziz meraba-raba mencari pintu lalu membukanaya.

"masuklah," kata si ayah dalam gelap itu. "ayahanda, mengapa dipadamkan pelita itu? Bagaimana kita hendak bercakap dalam gelap ini?" Tanya anaknya.

"nampaknya begitulah. Kalau kita hendak bercakap-cakap di dalam bilik ini, kita terpaksa bercakap dalam gelap," kata khalifah umar Umar bin Abdul Aziz.

"mengapa pula begitu, ayahanda?" Tanya si anak lagi. "bukankah anakanda tahu ini bilik apa."

"ini pejabat ayahanada," kata si anak. "siapa ayah anakanda?" "khalifah Negara, raja segala orang-orang islam," kata si anak.

"itulah sebabnya, kita terpaksa bercakap-cakap dalam gelap di bilik ini." tapi megapa?"

"pelita itu dinyalakan dengan minyak yang dibeli menggunakan wang Negara, wang rakyat. Anakanda datang ke mari sebab hendak membincangkan urusan keluarga kita," kata si ayah.

"pejabat ini tempat ayahanda menjalankan kerja-kerja Negara, demi kepentingan rakyat. Kita tidak boleh menggunakan harta rakyat untuk mengurus hal-hal keluarga kita," sambungnya.

"jawatan ayahanda ini adalah amanah tuhan, hari akhirat nanti ayah akan ditanya, bagaimanakah ayahanda hendak menjawabnya?" kata khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada anaknya.

References

Dato' Dr. Haji Mohd Fadzilah Kamsah & Fauzul Na'im Ishak (2006). Cerita-cerita motivasi untuk pemimpin (5thed).Batu Cave.PTS Millennia Sdn. Bhd.

__._,_.___


No comments: